Selasa, 13 September 2011

cukup berarti cukup

Dadaku semakin sesak oleh hirupan asap rokok. Aku duduk di taman seperti biasa, sendirian. Tadi sebelum aku pergi, aku mengucapkan selamat tinggal pada seseorang. Dadaku semakin sesak karena aku ingin menangis namun aku tahan. Terlalu banyak air mata yang ku kuras untuknya. Aku rasa ini cukup. Cukup sampai disini. Aku mungkin tidak bisa membahagiakannya. Selamat tinggal sayang, baik-baik disana. Doaku menyertai mu.